Makalah
Metode Inquiri
Oleh: Herif De Rifhara
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt
yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Mengajarkan manusia dari
yang tidak diketahuinya menjadi tahu tentang sesuatu hal dengan kalam tersebut.
Selawat dan salam ke atas junjungan Nabi besar kita Muhammad Saw yang telah
diutus oleh Allah Swt kepada seluruh alam. Semoga selawat dan salam juga
tercurahkan ke atas keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau, dan juga
pengikut-pengikut beliau SAW, yang ada di akhir zaman.
Adapun
selanjutnya, kami dari kelompok ke-12 dalam mata kuliah METODE PEMBELAJARAN PAI ini sebagai dosen pengasuh SYAHRAINI TAMBAK, MA akan membahas mengenai DESAIN METODE IQUIRY DALAM PEMBELAJARAN.
Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih pada dosen pengajar mata kuliah ini, SYAHRAINI TAMBAK,
MA yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dalam aktivitas kita
sehari-hari.
PEMAKALAH
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah adalah motivasi belajar.
Motivasi belajar yang tinggi berkorelasi dengan hasil belajar yang baik,
sehingga berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di
sekolah. Jika motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan, maka dapat diharapkan bahwa
prestasi belajar siswa juga akan meningkat.
Dalam meningkatkan motivasi
belajar tersebut tidak terlepas dari peran guru dalam memilih metode dalam
proses belajar mengajar. Upaya meningkatkan motivasi belajar inilah yang
menarik untuk dikaji lebih jauh, sehingga dalam makalah ini akan membahas
mengenai Desain Metode Inquri Dalam Pembelajaran.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN METODE
INQUIRI
Inquiri adalah suatu kegiatan
dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari
kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau
penalaran secara teratur, runtut dan bisa diterima oleh
akal. Metode inquiri merupakan kegiatan belajar-mengajar di mana siswa
dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian
dicari jawaban atau kesimpulannya. Jawaban atau
kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas
masalah atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban
tersebut hanya sampai pada tingkat menemukan hal-hal
yang menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah yang membedakan
antara metode inquiri dengan metode pemecahan masalah (Problem Solving) yang
lebih menitik beratkan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa.
Kegiatan inquri dilakukan
secara perorangan, kelompok ataupun seluruh kelas
(klasikal), baik dilakukan dalam kelas ataupun di luar
kelas. Inquiri dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti diskusi antar siswa, tanya jawab antar guru dengan
murid, dan sebagainya. Pelaksanaan metode inquiri
dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban tertentu yang
sudah pasti ataupun kemungkinan pilihan (alternatif) jawaban atas
masalah tertentu. (www.scribd.com)
Menurut David L. Haury dalam
artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip definisi yang
diberikan oleh Alfred Novak yang kami kutip pula dari situs www.slideshare.net:
“inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk
menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu.
Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif
yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin
tahu (Haury, 1993). (www.slideshare.net).
B. ALASAN RASIONAL
PENGGUNAAN METODE INQUIRI
Dalam proses pembelajaran,
siswa hendaknya didorong untuk mengamati, mengalami dan
memahami suatu konsep, pengertian yang terdapat dalam
lingkungan kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh
karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkan sesuatu,
guru dapat menggunakan metode inquiri dalam proses pembelajaran.
(www.scribd.com).
Inquiri adalah metode yang
juga dipakai dalam memahami sains sebagimana dijelaskan dalam situs
slideshare.net bahwa menyebutkan: “alasan rasional penggunaan metode inquiri
adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains
dan akan lebih tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif
dalam “melakukan” Sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang
punggung metode inquiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep
Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini
bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut
(Blosser, 1990). (slideshare.net).
Selanjutnya masih dijelaskan
dalam situs slideshare.net metode inquiri merupakan metode pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai
subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiri
adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah
yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga
bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya
adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah.
Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap
kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004).
(slideshare.net).
C. TUJUAN METODE
INQURI
Penggunaan metode
inquiri bertujuan:
1.) Mengembangkan
sikap, keterampilan, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan
sesuatu secara tepat (obyektif).
2.) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih
tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis dan logis). (www.scribd.com).
D. MANFAAT METODE
INQUIRI
1.) Membina dan
mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh (curriousity).
2.) Mengungkap aspek
pengetahuan (kognitif) maupun sikap (afektif).
E. KOMPONEN-KOMPONEN
METODE INQUIRI (www.slideshare.net)
1. Question
(Pertanyaan). Pembelajaran biasanya dimulai
dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing
rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke
pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan
pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk
menjawab pertanyaan ini - sesuai dengan Taxonomy Bloom - siswa dituntut
untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis.
Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks,
melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
2. Student
Engangement. Dalam metode inquiri,
keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah
sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan
pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut
terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa
terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
3. Cooperative
Interaction (Interaksi Koperatif). Siswa diminta
untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan
berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari
permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin
saja semua jawaban benar.
4. Performance
Evaluation (Evaluasi Kinerja). Dalam menjawab
permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat
menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan.
Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan
lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
5. Variety of
Resources (Berbagai Sumber). Siswa dapat
menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website,
televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
F. LANGKAH-LANGKAH
METODE IQUIRI (www.scribd.com)
Seperti telah dikemukakan di
muka ada berbagai cara dalam berinkuiri. Dalam hal
inkuiri dilakukan dengan tanya jawab, langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1) Persiapan:
a) Merumuskan permasalahan
sebagai topik
b) Merumuskan tujuan pembelajaran
khusus (TPK)
c) Menjelaskan jalannya kegiatan
inquiri
2) Pelaksanaan:
Agar kegiatan mencapai tujuan
yang ditentukan, maka hendaknya diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a) Siswa
diarahkan kepada pokok permasalahan yang akan dicara jawabannya
dan dipecahkan. Untuk itu guru hendaknya menjelaskan pokok
permasalahannya dan tujuan yang ingin dicapai.
b) Guru hendaknya memberikan
keleluasaan kepada siswa untuk berdiskusi, mengemukakan
kemungkinan pilihan jawaban ataupun bertanya. Guru hanya membatasi
agar jangan keluar dari pokok pembicaraan.
c) Guru diharapkan
mampu untuk memberikan pertanyaan pancingan, bilamana siswa kurang mampu
menganalisa masalah.
d) Guru mengawasi, membatasi agar
kegiatan siswa tidak menyimpang dari nilai-nilai, seperti nilai
agama, Pancasila, dan sebagainya.
e) Guru tidak memberikan
jawaban langsung atas masalah yang dihadapi.
G. KELEBIHAN DAN
KELEMAHAN MENGGUNAKAN INQUIRI (www.bloggermajalengka.com).
Kelebihan:
1. Perkembangan cara
berpikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan
mengumpulkan/memproses keterangan dengan inquiry approach dapat dikembangkan
seluas-luasnya.
2. Dapat melatih siswa untuk
belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan
demokrasi.
Kelemahan :
1. Belajar mengajar
dengan inquiry approach memerlukan
kecerdasan siswa yang tinggi. Bila siswa kurang cerdas, hasilnya kurang
efektif.
2. Inquiry approach kurang cocok pada
siswa yang usianya terlalu muda, misalnya Sekolah Dasar (SD) kelas 1, 2, dan 3.
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Metode mengajar inquiri mengandung proses
mental yang tingkatannya cukup tinggi. Proses mental yang ada pada inquiri diantaranya :
merumuskan masalah, membuat hipotesis, mendesain eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Dalam
pembelajaran inquiri, kegiatan belajar mengajar harus
direncanakan agar siswa memperoleh pengalaman, sehingga berkesempatan untuk
mengalami proses inquiri. (www.bloggermajalengka.com).
Dalam pembelajaran inquiri, guru jarang
menerangkan tetapi banyak mengajukan pertanyaan. Dengan pertanyaan, guru dapat
membantu siswa dalam berpikir. Guru dapat mengajukan pertanyaan yang sesuai
pada setiap individu siswa, sehingga mampu mengorganisasi pendapat serta dapat
meningkatkan pengertian terhadap segala sesuatu yang sedang dibahas. Dan siswa
mampu menemukan sendiri konsep/prinsip yang direncanakan guru untuk dimiliki
siswa.
Diskusi dalam pembelajaran inquiri, guru mengarahkan
kegiatan mental siswa sesuai dengan perencanaan. Siswa lebih banyak terlibat,
sehingga tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru, melainkan mendapat
kesempatan untuk berpikir. Siswa dapat merumuskan jawaban dari masalah yang
disajikan dalam diskusi. Karena “dipaksa berpikir.” perkembangan kognitif
setiap individu lebih dimungkinkan terlaksana.
Demikianlah dengan apa yang
telah kami susun bersama ini, semoga apa yang kami buat ini bermanafaat bagi
kita calon guru yang nantinya akan terjun ke dunia pendidikan.
PEMAKALAH
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ferdi, PENERAPAN METODE
MENGAJAR INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SEKOLAH DASAR (Part 2) http://www.bloggermajalengka.com/2011/10/penerapan-metode-mengajar-inquiry-dalam-pembelajaran-sains-di-sekolah-dasar-part-2.html
Metode-Metode Pembelajaran, dalam situs http://www.scribd.com/doc/13065635/Metodemetode-pembelajaran
Sutrisno, Joko, Metode
Pembelajaran Inquiry. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar Sains
terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam situ http://www.slideshare.net/253545/metode-pembelajaran-inquiry
No comments:
Post a Comment