Makalah
Sosialisasi Perkembangan Kedirian Dan Kepribadian
Oleh Herif De Rifhara
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT.karena berkat rahmat dan
nikmat-Nya lah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salan tidak lupa pula kita kirimkan buat junjungan alam, yakni
nabi Muhammad SAW.
Penyajian makalah ini bertujuan
agar kita dapat lebih memahami
tentang sosialisasi perkembangan diri dan kedirian. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita umat Islam
untuk lebih dapat beribadah dengan baik kepada Allah SWT.
BAB I
LATAR BELAKANG
Sosialisasi adalah
sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah
sosiolog menyebutkan sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory).
Karena dalam proses sosialisasi di ajarkan peran-peran yang harus dijalankan
oleh individu.
Berdasarkan
jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: Sosialisasi Primer (dalam keluarga)
dan Sosialisasi Sekunder (dalam
masyarakat). Kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu
tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat
sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam
jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan
diatur secara formal.
a. Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi
primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan
belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung
saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak
mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan
keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain
di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini,
peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab
seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di
dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat
ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan
anggota keluarga terdekatnya.
b. Sosialisasi
sekunder
Sosialisasi
sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer
yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah
satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses
resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam
proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang
lama.
Melalui proses
sosialisasi yang dipaparkan di atas, kedirian dan kepribadian seseorang akan
terbentuk, kepribadian itu sangat penting artinya, karena ia merupakan salah
satu komponen penyebab atau pemberi warna dari wujud tingkah laku manusia.
Karena sosialisasilah yang membuat manusia menjadi tahu bagaimana ia harus
bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan sekitar dan membawa
manusia kepada cara berfikir yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepribadian
Seseorang tersusun atas dasar fatalitas
jasmani dan rohani, di samping ada faktor temperamen, karakter, dan bakat
fitalitas jasmani seseorang bergantung pada konstruksi tubuhnya yang
terpengaruh oleh factor-faktor hereditas sehingga keadaannya dapat dikatakan
tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.
Pengertian
kepribadian menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Menurut Horton
(1982
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan,
ekspresi dan temperamen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan temperamen itu
akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu.
Setiap orang mempunyai kecendrungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten,
sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b. Menurut Schever
Dan Lamm (1998)Kepribadian sebagai
keseluruhan pola sikap, kebutuhan, cirri khas dan prilaku seseorang. Pola
berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau dikatakan
pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten
dalam menghadapi situasi yang dihadapi.
B. Kepribadian Faktor
Penyebab Tingkah Laku
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan
manusia yang terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang dating dalam dirinya
maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu
kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian di atas,
kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku seharinya.
Sehubungan dengan itu, perlu diketahui
bahwa bahwa para sosiolog memusatkan penyelidikan pola tingkah laku sosial, para
sosiolog membuatkan model dari system social, hal itu tidak terlepas dari
maksud untuk memberikan pengertian atau gambaran umum terhadap pola tingkah
laku sosial. Untuk memahaminya
secara lebih khusus, haruslah diperhatikan factor-faktor penyebab terbentuknya
tingkah laku. Di dalam kebanyakan model atau teori, disebutkan tiga perangkat
factor dasar yang menjadi sebab-musabab dari pada tingkah laku.
Factor-factor tersebut adalah:
a. Struktur
sosio-kultural, yaitu pada pola tingkah laku ideal yang diharapkan.
b. Factor situasi,
yaitu semua kondisi fisik dan social di tempat berbeda dan diterapkannya
sesuatu system social.
c. Factor
kepribadian, yaitu semua factor psikologis dan biologis yang mempengaruhi
tingkah laku para pelaku secara perseorangan.
Dengan demikian
factor kepribadian dapat dipandang sebagai suatu bagian integral dari
organisasi social. Tanpa dikaitkan factor tersebut, maka penyimpangan tingkah
laku dalam system social dari tingkah laku ideal yang diharapkan tentunya tak
dapat dipahami sepenuhnya.
C. Kepribadian Prodak
Sosialisasi
Kepribadian itu
terbentuk, hidup dan berubah seirama dengan jalannya proses sosialisasi. Dan
terdapat enam factor yang menentukan kepribadian, yaitu:
1. Kebudayaan
2. Warisan Biologis
3. Pengalaman
kelompok pribadi (lingkungan social)
4. Lingkungan
D. Kedirian
Kedirian adalah
penilaian seseorang secara menyeluruh tentang dirinya yang diperoleh dari
pemahaman yang benar bagaimana Allah melihat dan menilai dirinya.
Sedangkan nilai
diri (self-esteen) dalam pengetian umum adalah bagaiman seorang merasa tentang
dirinya atau seberapa banyak seseorang menyukai dirinya sendiri.
E. Kedirian Proses
Sosialisasi
Menurut Charles
Horton Cooly, George Herbert Mead, dan Sigmund Freund bersepakat mengenai
kedirian, yaitu:
1. Kedirian itu
bersifat social
2. Kedirian itu
membutuhkan masyarakat untuk bias menjelaskannya secara sempurna.
3. Kesadaran individu
terhadap dirinya itu timbul akibat pergaulannya dengan orang lain.
Perasaan tentang
nilai diri adalah inti dari kepribadian seseorang, perasaan ini menentukan
apakah ia akan menggunakan bakat dan kesanggupan yang ada pada dirinya, atau
membiarkannya berlalu. Sesungguhnya penilaian diri adalah sumber utama apakah
seseorang akan berhasil atau gagal dalam hidupnya. Karena itu, penilaian
seseorang terhadap dirinya sangat penting.
Penilaian diri
sebagai tinggi atau rendah terjadi berdasarkan 2 faktor pertimbangan yaitu:
1. Apakah saya
dicintai
2. Apakah saya
berharga
3.
Karena setiap
orang mempunyai kebutuhan untuk dicintai dan merasa berharga dan kebutuhan it
uterus berlangsung selama orang itu hidup.
F. Asal Mula Kedirian
Di samping orang
tua, orang lain pun menjadi cermin untuk anak, misalnya kerabat, tetangga turut
membentuk pandangannya terhadap dirinya. Dari penilaian orang lain, tumbuhlah
penilaian terhadap dirinya sendiri. Semakin ia menyukai konsep dirinya,
semakinn tinggi self esteem/penilaian dirinya.
Broom dan Selznick
memandang 3 cara proses penting pada sosialisasi dalam membentuk suatu tingkah
laku, yaitu:
1. Dalam Proses
sosialisasi, seseorang mendapatkan bayangan dirinya sendiri (self image).
2. Dalam sosialisasi
juga membentuk kedirian yang ideal. Orang yang bersangkutan mengetahui
dengan pasti apa yang harus ia lakukan agar mendapat
pujian dan rasa cinta dari orang lain.
3. Dalam sosialisasi
juga pada akhirnya membentuk kedirian manusia itu dengan jalan membangun suatu
ego.
BAB III
PENUTUP
Pemakalah masih merasa belum sempurna
dalam penulisan makalah ini, mungkin dalam penulisan atau kebakuan bahasanya,
maka dari itu kami memohon saran dan masukan para pembaca untuk kesempurnaan
makalah yang akan kami susun berikutnya, dan mudah-mudahan apa yang kami
uraikan ini bias bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan pemakalah khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yasik, Faisal.
Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Murdiatmoko, Janu. Sosiologi:
mengkaji dan memahami masyarakat, (http://books google.co.id/books?id=9i-zwozl4lg)
http://tugassekolahonline.blogspot.com(2009/02/kepribadian.html
http://syakira-blog.blogspot.com/2008/06/pengertian-kepribadian-secara-umum.html
No comments:
Post a Comment