Thursday, November 6, 2014

Makalah Sosialisasi Perkembangan Kedirian Dan Kepribadian

Makalah Sosialisasi Perkembangan Kedirian Dan Kepribadian
Oleh Herif De Rifhara

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT.karena berkat rahmat dan nikmat-Nya lah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salan tidak lupa pula kita kirimkan buat junjungan alam, yakni nabi Muhammad SAW.
Penyajian makalah ini bertujuan agar kita dapat lebih memahami tentang sosialisasi perkembangan diri dan kedirian. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita umat Islam untuk lebih dapat beribadah dengan baik kepada Allah SWT.


BAB I
LATAR BELAKANG

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebutkan sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi di ajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.



Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: Sosialisasi Primer (dalam keluarga) dan Sosialisasi Sekunder (dalam masyarakat). Kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.

a.   Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

b.   Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

Melalui proses sosialisasi yang dipaparkan di atas, kedirian dan kepribadian seseorang akan terbentuk, kepribadian itu sangat penting artinya, karena ia merupakan salah satu komponen penyebab atau pemberi warna dari wujud tingkah laku manusia. Karena sosialisasilah yang membuat manusia menjadi tahu bagaimana ia harus bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan sekitar dan membawa manusia kepada cara berfikir yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Kepribadian
Seseorang tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan rohani, di samping ada faktor temperamen, karakter, dan bakat fitalitas jasmani seseorang bergantung pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh factor-faktor hereditas sehingga keadaannya dapat dikatakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.

Pengertian kepribadian menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a.      Menurut Horton (1982 
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temperamen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecendrungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.

b.      Menurut Schever Dan Lamm (1998)Kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, cirri khas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau dikatakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi.


B.  Kepribadian Faktor Penyebab Tingkah Laku
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang dating dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian di atas, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku seharinya.

Sehubungan dengan itu, perlu diketahui bahwa bahwa para sosiolog memusatkan penyelidikan pola tingkah laku sosial, para sosiolog membuatkan model dari system social, hal itu tidak terlepas dari maksud untuk memberikan pengertian atau gambaran umum terhadap pola tingkah laku sosial. Untuk memahaminya secara lebih khusus, haruslah diperhatikan factor-faktor penyebab terbentuknya tingkah laku. Di dalam kebanyakan model atau teori, disebutkan tiga perangkat factor dasar yang menjadi sebab-musabab dari pada tingkah laku.

Factor-factor tersebut adalah:  
   a. Struktur sosio-kultural, yaitu pada pola tingkah laku ideal yang diharapkan.
  b. Factor situasi, yaitu semua kondisi fisik dan social di tempat berbeda dan diterapkannya sesuatu system social.
  c. Factor kepribadian, yaitu semua factor psikologis dan biologis yang mempengaruhi tingkah laku para pelaku secara perseorangan.

Dengan demikian factor kepribadian dapat dipandang sebagai suatu bagian integral dari organisasi social. Tanpa dikaitkan factor tersebut, maka penyimpangan tingkah laku dalam system social dari tingkah laku ideal yang diharapkan tentunya tak dapat dipahami sepenuhnya.       


C.  Kepribadian Prodak Sosialisasi
Kepribadian itu terbentuk, hidup dan berubah seirama dengan jalannya proses sosialisasi. Dan terdapat enam factor yang menentukan kepribadian, yaitu:
  1.      Kebudayaan
  2.      Warisan Biologis
  3.      Pengalaman kelompok pribadi (lingkungan social)
  4.      Lingkungan


D.                Kedirian
Kedirian adalah penilaian seseorang secara menyeluruh tentang dirinya yang diperoleh dari pemahaman yang benar bagaimana Allah melihat dan menilai dirinya.

Sedangkan nilai diri (self-esteen) dalam pengetian umum adalah bagaiman seorang merasa tentang dirinya atau seberapa banyak seseorang menyukai dirinya sendiri.



E.  Kedirian Proses Sosialisasi
Menurut Charles Horton Cooly, George Herbert Mead, dan Sigmund Freund bersepakat mengenai kedirian, yaitu:
  1.      Kedirian itu bersifat social
  2.      Kedirian itu membutuhkan masyarakat untuk bias menjelaskannya secara sempurna.
  3.      Kesadaran individu terhadap dirinya itu timbul akibat pergaulannya dengan orang lain.

Perasaan tentang nilai diri adalah inti dari kepribadian seseorang, perasaan ini menentukan apakah ia akan menggunakan bakat dan kesanggupan yang ada pada dirinya, atau membiarkannya berlalu. Sesungguhnya penilaian diri adalah sumber utama apakah seseorang akan berhasil atau gagal dalam hidupnya. Karena itu, penilaian seseorang terhadap dirinya sangat penting.

Penilaian diri sebagai tinggi atau rendah terjadi berdasarkan 2 faktor pertimbangan yaitu:
  1.      Apakah saya dicintai
  2.      Apakah saya berharga
  3.       

Karena setiap orang mempunyai kebutuhan untuk dicintai dan merasa berharga dan kebutuhan it uterus berlangsung selama orang itu hidup.


F.   Asal Mula Kedirian
Di samping orang tua, orang lain pun menjadi cermin untuk anak, misalnya kerabat, tetangga turut membentuk pandangannya terhadap dirinya. Dari penilaian orang lain, tumbuhlah penilaian terhadap dirinya sendiri. Semakin ia menyukai konsep dirinya, semakinn tinggi self esteem/penilaian dirinya.

Broom dan Selznick memandang 3 cara proses penting pada sosialisasi dalam membentuk suatu tingkah laku, yaitu:
1.      Dalam Proses sosialisasi, seseorang mendapatkan bayangan dirinya sendiri (self image).
2.      Dalam sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang yang bersangkutan mengetahui dengan  pasti apa yang harus ia lakukan agar mendapat pujian dan rasa cinta dari orang lain.
3.      Dalam sosialisasi juga pada akhirnya membentuk kedirian manusia itu dengan jalan membangun suatu ego. 

BAB III
PENUTUP

Pemakalah masih merasa belum sempurna dalam penulisan makalah ini, mungkin dalam penulisan atau kebakuan bahasanya, maka dari itu kami memohon saran dan masukan para pembaca untuk kesempurnaan makalah yang akan kami susun berikutnya, dan mudah-mudahan apa yang kami uraikan ini bias bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan pemakalah khususnya.


DAFTAR PUSTAKA

Yasik, Faisal. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Murdiatmoko, Janu. Sosiologi: mengkaji dan memahami masyarakat, (http://books google.co.id/books?id=9i-zwozl4lg)

http://tugassekolahonline.blogspot.com(2009/02/kepribadian.html


http://syakira-blog.blogspot.com/2008/06/pengertian-kepribadian-secara-umum.html

No comments:

Post a Comment