Thursday, November 6, 2014

Makalah Pengertian, Penggolongan, Kelebihan Dan Kelemahan Tes Obyektif

Makalah Pengertian, Penggolongan, Kelebihan Dan Kelemahan Tes Obyektif
Oleh: Herif De Rifhara
PENDAHULUAN
Dalam pertemuan yang lalu dalam mata kuliah ini, kita telah mengetahui tentang pengertian Evaluasi Pembelajaran, yaitu salah satunya menurut seorang tokoh yakni Davies yang dikutip oleh situs ktiptk.blogspirit.com mengemukakan bahwa “evaluasi merupakan proses untuk memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek (Davies, 1981:3). Masih dalam kutipan situs yang sama yaitu menurut Wand dan Brown, “evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu” (dalam Nurkancana, 1986:1).( ktiptk.blogspirit.com).


Dari pengertian yang dikemukakan ketiga tokoh di atas yaitu evaluasi sebagai proses untuk menentukan nilai dari sesuatu, atau proses untuk memberikan atau menetapkan nilai. Dari pengertian tersebut, evaluasi mempunyai teknik-tenik dalam memberikan atau menentukan nilai dari sesuatu. Dan teknik-teknik tersebut ialah berupa non tes, tes essay, dan tes obyektif, yang tentunya berhubungan dengan pendidikan. Adapun teknik yang berupa non tes dan tes essay sudah kita bahas dalam pertemuan-pertemuan yang lalu oleh kelompok-kelompok yang lalu pula. Dan kami kelompok ke-6 akan membahas mengenai teknik evaluasi pendidikan yang berupa tes obyektif dalam makalah ini.

PEMBAHASAN
A.        Pengertian Tes Obyektif
Tes obyektif (objective test) yang juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), tes “ya-tidak” (yes-no test) dan tes model baru (new type test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items; atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau symbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan. (Anas sudijono, 2007).
Menurut Hujair AH. Sanaky “Test ini lebih baru dari test essay, tetapi test ini banyak digunakan dalam menilai hasil belajar disekolah-sekolah. Hal ini disebabkan antara lain karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicapai dalam test dan mudahnya menilai jawaban testee. Test ini dikategori selalu menghasilkan nilai yang sama meskipun yang menilai guru yang berbeda atau guru yang sama pada waktu yang berbeda. Test objektif lebih dikategori pada speed tests.” (http://pdf.kq5.org).

B.        Penggolongan Tes Obyektif
            Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar, tes obyektif dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:

1.        Tru-false (benar-salah)
Menurut Hujair, Tru-false adala pertanyaannya berupa kalimat-kalimat pertanyaan yang mengandung dua kemungkinan benar-salah. Tentu siswa diminta untuk menentukan kaliman yang mana yang dianggap benar dan salah. (Hujair AH. Sanaky, http://pdf.kq5.org).
Contoh tes ini ialah sebagai berikut:
Di bawah ini ada sejumlah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban: benar dan salah, yang kami ambil dari buku Anas sudijono. Anda diminta menentukan pendapat mengenai pernyataan-pernyataan tersebut, benar ataukah salah. Jika benar, lingkarilah huruf B pada lembar jawaban. Jika salah, lingkarilah huruf S:
a.B-S: Ajaran Islam yang masuk ke Indonesia adalah “Islam yang kalah”, yakni hanya aspek sufistiknya saja; sementara aspek rasionalistiknya diambil oleh orang Barat.
b.B-S: Teologi Islam yang berkembang di Indonesia lebih didominasi oleh teologi versi Asy’ariy. Dampaknya, ummat Islam Indonesia tidak dinamis-kreatif. (Anas sudijono, 2007)

2.         Matching-test (menjodohkan)
Menurut Anas sudijono, 2007 “tes obyektif bentuk matching sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pasangan, tes menyesuaikan, tes mncocokkan dan tes memperbandingkan. Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a.)                Tes terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
b.)                Tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang telah tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupakan pasangan, atau merupakan “jodoh dari pertanyaannya. (Anas sudijono, 2007).
Jadi test menjodohkan ini terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama berisi kata-kata pertanyaan, di mana kata-kata ini memiliki jodoh atau pasangan pada kelompok kedua. Tugas testee [yang ditest] ialah menjodohkan masing-masing kata atau pertanyaan tersebut dari kelompok satu dan kelompok kedua.
Contoh tes ini ialah sebagai berikut:
            Dibawah ini terdapat dua daftar, yaitu daftar I dan II. Tiap-tiap kata pada daftra I mempunyai pasangan yang terdapat pada daftar II. Tulislah huruf abjad yang terdapat pada daftar II di atas titik-titik yang terdapat pada daftar I.
                        Daftar I                                                                       Daftar II
1.         ...B…  Salat sunnah yang dilaksanakan                                  A. Istiqah’
pada tiap malam bulan ramadhan                              B. Tarawih
2.         …….    Salat sunnah yang dilakukan se-                                 C. Rawatib
                        waktu memasuki mesjid.                                             D. Tahiyatul Mesjid
3.         ……     …………… dan seterusnya………………

3.         Fill-in test [test isian]
Test testee diminta untuk mengisi kalimat yang masih kosong. Kadang-kadang berupa cerita, bagian yang penting dihilangkan. Testee diminta untuk mengisi bagian yang kosong tersebut.(Hujair AH. Sanaky). Karena bagian yang kosong itu adalah kata-kata penting dalam soal. Misalnya yang dikemukakan oleh  Anas sudijono, 2007 dibawah ini:
Contoh tes ini ialah sebagai berikut:
Petunjuk titik-titik berikut ini dengan jawaban yang tepat! Pengertian pendidikan Islam menurut Syekh Anwar Jundi ialah…… (1); konsep pendidikan Islam tersebut di atas mengandung pengertian bahwa pendidikan Islam itu berlangsung………(2), Syekh Anwar Jundi selanjutnya merumuskan tujuan pendidikan Islam, yaitu…… (3), Sedangkan menurut Syekh Dr. ‘Athiyah al-Abrasyi, tujuan pendidikan Islam itu ialah……
Atau contoh yang dikemukakan oleh Hujair AH. Sanaky di bawah ini
Pada tanggal …… republik Indonesia menyatakan kemerdekaan.

4.         Bentuk tes Completion
            Tes obyektif bentuk Completion sering dikenal dengan istilah tes melengkapi atau meyempurnakan, seperti contoh:
1.                  Aliran Jabariah terkenal dengan pahamnya…….
2.                  Lembaga keilmuan terkenal di masa kejayaan Khalifah al-Ma’mun bernama……
3.                  Buku al-Syifa’ adalah merupakan ensiklopedi tentang…….
Dll.

5.         Multiple choice item (pilihan ganda)
Test pilihan ganda, test ini untuk setiap pertanyaan disediakan 3,4,5 alternatif jawaban. Untuk itu siswa [testee] diminta memilih satu jawaban yang paling benar dari alternatif jawaban tersebut. Misalnya: Pendiri Organisasi Muhammadiyah adalah : (a) KH. Ahmad Dahlan, (b) KH. Muhammad Mansur, (c) KH. A. Azhar Basyir, (d) KH. AR. Fachrudin.

C.        Kelebihan dan Kelemahan Test Obyektif
            Secara umum kelebihan dan kelemahan test Obyektif ialah:
a. Kebaikan
1) Menilai bahan pelajaran scopnya luas
2) Jawaban bebas terpimpin
3) Dinilai secara objektif
4) Pemeriksaan mudah, dan cepat.

b. Kekurangan
1)  Kurang memberi kesempatan menyatakan gagasan
2)  Testee mencoba-coba, spikulasi
3)  Memerlukan ketelitian, waktu cukup lama
     
Secara khususnya ialah:
1.a.      Kelebihan test Tru-false (benar-salah)
1.      Pembuatannya mudah.
2.      Dapat dipergunakan berulang kali.
3.      Dapat mencakup bahan pelajaran yang luas.
4.      Bagi testee, cara mengerjakannya mudah.
5.      Bagi testee, cara mengoreksinya juga mudah.


1.b.      Kelemahan tes Tru-false (benar-salah)
1.      Tes obyektif bentuk true-false membuka peluang bagi testee untuk berspekulasi dalam memberikan jawaban.
2.      Sifatnya amat terbatas, dalam arti bahwa tes tersebut hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali saja. Jadi sifatnya hanya hafalan.
3.      Pada umumnya tes obyektif jenis ini reliabilitasnya rendah; kecuali apabila butir-butir soalnya dibuat dalam jumlah yang banyak sekali.
4.      Dapat terjadi bahwa butir-butir soal tes obyektif jenis ini tidak dapat dijawab dengan dua kemungkinan saja, yaitu betul atau salah.

2a.       Kelebihan test Matching-test (tes menjodohkan)
1.      Pembuatannya mudah.
2.      Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan obyektif.
3.      Apabila tes jenis ini dibuat dengan baik, maka faktor menebak praktis dapat dihilangkan.
4.      tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal;
misalnya:
·               antara problem dan penyelesainnya.
·               antara teori dan penemunya.
·               antara sebab dan akibatnya.
·               antara singkatan dan kata-kata lengkapnya.
·               antara istilah dan defenisinya.
2b.       Kelemahan test Matching-test (tes menjodohkan)
1.      Matching test cenderung lebih banyak mengungkapkan aspek hafalan atau daya ingat saja.
2.      Karena mudah disusun, maka tes jenis ini acapkali dijadikan “pelarian” bagi pengajar, yaitu dipergunakan kalau pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk lain.
3.      Tanpa disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap atau masuk hal-hal yang sebenarnya kurang perlu untuk diujikan.

3.a       Kelebihan test Fill-in test (Test isian)
1.      Dengan menggunakan tes obyektif bentuk fill in maka masalah yang diujikan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya.
2.      Butir-butir item tes obyektif bentuk fill in, berguna sekali untuk mengungkapkan pengetahuan testee secara bulat atau utuh mengenai suatu hal atau suatu bidang.
3.      Cara penyusunan itemnya mudah.
3.b       Kelemahan test Fill-in test (Test isian)
1.      Tes obyektif bentuk fill in ini cenderung lebih banyak mengungkapkan aspek pengetahuan atau pengenalan saja.
2.      Karena tes tertuang dalam bentuk rangkaian cerita, maka tes obyektif bentuk fill in umumnya banyak memakan tempat.
3.      Tes obyektif bentuk fill in sifatnya kurang komprehensif, sebab hanya dapat mengungkapkan sebagian saja dari bahan yang seharusnya diteskan.
4.      Terbuka peluang bagi testee untuk bermain tebak terka.

4.a       Kelebihan Bentuk tes Completion
1.      Tes model ini sangat mudah dalam penyusunannya.
2.      Jika dibandingkan dengan tes obyektif bentuk fill in, tes obyektif ini lebih menghemat tempat (menghemat kertas).
3.      Karena bahan yang disajikan dalam tes ini cukup banyak dan beragam, maka persyaratan komprehensif dapat dipenuhi oleh tes model ini.
4.      Sehubungan dengan yang disebutkan pada butir c) maka tes ini dapat digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap taraf pengenalan atau hafalan saja.
4.b       Kelemahan Bentuk tes Completion
1.      Pada umumnya tester lebih cenderung menggunakan tes model ini untuk mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja.
2.      Dapat terjadi bahwa butir-butir item dari tes model ini kurang relevan untuk diujikan.
3.      Karena pembuatannya mudah, maka tester sering menjadi kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat-kalimat soalnya (butir-butir dibuat “asal jadi” saja).

KESIMPULAN DAN PENUTUP

            Tes obyektif adalah salah satu tes untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami suatu pelajaran, untuk itu tes obyektif juga diperlukan dalam proses belajar dan mengajar.
            Demikianlah apa yang kami buat ini semoga bermanfaat bagi kita ketika kita terjun di dunia pendidikan. Dan mentransver ilmu kepada anak didik.

    

   PEMAKALAH

DAFTAR KEPUSTAKAAN

http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/evaluasi-pembelajaran.html

Sanaky, Hujair AH TEKNIK MENYUSUN ALAT EVALUASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-ISLAM DAN BAHASA ARAB, dalam situs http://pdf.kq5.org/TEKNIK-MENYUSUN-ALAT-EVALUASI-BELAJAR-MATA-PELAJARAN-AL-ISLAM-DAN-....html. dikunjungi 28 september 2011


Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007

No comments:

Post a Comment