Thursday, November 6, 2014

Makalah Teori Belajar-Mengajar, Teori Mengajar

Makalah Teori Belajar-Mengajar, Teori Mengajar
Oleh: Herif De Rifhara
DAFTAR ISI
Daftar Isi.......................................................................................................... 1
Kata Pengantar................................................................................................. 2
Pendahuluan..................................................................................................... 3
Pembahasan...................................................................................................... 3
Pengertian Mengajar............................................................................. 3
Macam-Macam Teori Mengajar......................................................................................... 4
1.      Teori Mengajar Bruner ............................................................. 4
2.          Teori Mengajar Ausubel.................................................................. 5
3.      Teori Mengajar Gagne............................................................... 6
Teori Mengajar Klasik dan Modern...................................................... 6
1.         Pendidikan klasik...................................................................... 7
2.         Pengajaran Pada Permulaan Dan Abad Pertengahan............ 8
3.         Pendidikan Memasuki Abad Modern........................................ 8
Kesimpulan dan Penutup.................................................................................. 9
Daftar Kepustakaan.......................................................................................... 10
  
Kata Pengantar
            Segala puji bagi Allah Swt yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Mengajarkan manusia dari yang tidak diketahuinya menjadi tahu tentang sesuatu hal dengan kalam tersebut.
Selawat dan salam ke atas junjungan Nabi besar kita Muhammad Saw yang telah diutus oleh Allah Swt kepada seluruh alam.
Semoga selawat dan salam juga tercurahkan ke atas keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau, dan juga pengikut-pengikut beliau SAW, yang ada di akhir zaman.
            Adapun selanjutnya dalam penulisan makalah ini membahas tentang Teori Mengajar PAI sebagai dosen pemimbing Dr. Tohirin, M.Pd dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.

Penulis

Pekanbaru, 21 Juni 2014

PENDAHULUAN
Mengajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar untuk merubah tingkah-laku atau memberikan keterampilan baru kepada seseorang. Kegiatan mengajar dalam kehidupan manusia tidak akan bisa dielakkan dalam proses perkembangan manusia.
Dan mengajar selalu dikaitkan dengan belajar sehingga menjadi dua kata yaitu “Belajar dan Mengajar” yang disatukan menjadi suatu istilah “Proses Pembelajaran”. Namun dalam makalah yang singkat ini, hanya membahas mengenai teori mengajar.

PEMBAHASAN
            Pengertian Mengajar
            Kata “mengajar” mempunyai akar kata yang sama dengan belajar yaitu berasal dari kata “ajar”. Secara harfiah kata “mengajar” diartikan kepada “memberikan pelajaran”. Artinya, mengajar sebagai suatu pekerjaan melibatkan berbagai hal, yaitu guru –sebagai pengajar –materi pelajaran, dan pelajar. Dalam pandangan Alquran kata ini berasal dari ‘alima, yang telah mendapat tambahan satu huruf yang sejenis dengan ‘ain fi’il-nya yang kemudian diganti dengan tasydid sehingga menjadi عَلَّمَ. Luis Ma’luf mengartikan kata ‘Allama itu kepada “membuat orang mengetahui”. Maka ungkapan “’allama al-ustaazu al-tullaab” dapat diartikan kepada ustaz membuat mahasiswa itu mengetahui. Dengan demikian mengajar dapat diartikan kepada suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang kepada suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang yang dapat membuat orang lain mengetahui atau menguasai suatu ilmu[1] atau menguasai suatu keterampilan yang baru.
            Secara deskriptif diartikan sebagai suatu aktivitas dari proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari seseorang guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering pula dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam hal ini, istilah mentransfer diartikan sebagai proses menyebarluaskan. Untuk proses mengajar, sebagai proses menyampaikan pengetahuan, akan lebih tepat bila diartikan sebagai menanamkan ilmu pengetahuan.[2]
Beberapa teori mengajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain adalah:

Macam-Macam Teori Mengajar

1.      Teori Mengajar Bruner 
Bruner berpendapat bahwa mengajar hendaknya:
a.    Menguraikan pengalaman belajar yang perlu ditempuh oleh siswa
b.    Menguraikan cara organisasi batang tubuh ilmu pengetahuan yang akan dipelajarinya.
c.    Menguraikan secara sistematis pokok-pokok bahasan yang akan diajarkan kepada siswa
d.   Menguraikan pengaturan-pengaturan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan
Bagi Bruner, mengajar adalah penyajian konsep-konsep dan masalah secara bertahap dalam bentuk yang mudah untuk dipahami.
Bruner mengemukakan beberapa teknik penyajian:
1.        Simbolik berupa penggunaan bahasa dalam penyajian ide objek dengan memperhatikan perkembangan kejiwaan anak.
2.        Ikonik berupa penggunaan gambar dalam penyajian konsep terhadap siswa. Penyajian ini bersifat abstrak.
3.        Enaktif berupa kegiatan kognitif dalam bentuk gerak psikomotor,artinya si pelajar dan guru langsung mempraktekkan apa yang diajarkan.
Bila seorang siswa mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran secara simbolik atau dengan pemberian objek oleh guru secara verbal, maka guru akan melanjutkan dengan penggunaan secara ikonik,akan tetapi masih dalam bentuk abstrak. Dan kalau siswa masih belum mengerti tentang apa yang dijelaskan, maka selanjutnya guru mengajak siswa untuk mempraktekkan langsung atau siswa langsung diajak ke situasi sesungguhnya.
2.              Teori Mengajar Ausubel
                Dalam teori mengajar menurut Ausubel ini,sering juga disebutkan bahwa mengajar adalah memberikan bahan verbal yang bermakna bagi siswa . inti utama dalam mengajar adalah mengidentifikasi apa yang telah diketahui siswa dan menerangkan apa yang perlu diketahuinya lebih lanjut serta bagaiman menstrukturnya sehingga apa yang dipelajarinya tersebut mudah untuk di pahami sebagai suatu kebulatan pengetahuan yang utuh.berhubungan dengan itu,maka Ausubel mengemukakan konsep antara lain :
1.      Bahan Pengait
Berupa bahan atau materi pembelajaran lain akan tetapi sangat berkaitan dengan materi yang akan atau sedang diajarkan. Sehingga guru dituntut untuk tahu dan dapat mempelajari bahan-bahan lain yang berkaitan dengan materi yang disaksikan. Seperti jika seorang guru menerangkan tentang gerhana matahari total maka bahan pengaitannya adalah perdasaran planet.
2.      Belajar Bermakna
Mempelajari bahan pelajaran dengan berusaha menghayati makna logis dan makna psikologis dari materi yang disajikan.
a.      Makna Logis yaitu makna yang terdapat dalam kamus atau dengan perkataan lain adalah makna yang tidak terbantah kebenarannya.
b.      Makna Psikologis yaitu menurut persepsi seseorang terhadap apa yang diterimanya,sehingga bisa saja makna psikologis ini akan berbeda masing-masing orang.
Menurut Ausubel, beberapa definisi mengajar:
a.      Menanamkan pengetahuan pada anak
b.      Menyampaikan kebudayaan pada anak
c.      Mengatur lingkungan-terjadi PBM

Gaya Mengajar
·         Guru harus memahami:
a.         Mampu melaksanakan komunikasi dengan baik
b.         Mampu mengintegrasi diri dengan bahan yang di ajarkan
c.         Mengenal dengan baik murid-muridnya
d.        Menguasai belajar dengan baik
·         Gaya mengajar :
a.         Cara berdiri di depan kelas
b.         Cara bergerak dan berjalan
c.         Gerakan tangan yang dilakukan
d.        Pandangan mata
e.         Mimik dan gerak muka
f.          Suara
g.         Sikap berdiri
h.         Cara menulis
i.           Cara bertanya
j.           Cara menenangkan kelas
k.         Cara memuji

3.      Teori Mengajar Gagne   
Menurut Gagne, mengajar sesungguhnya adalah penataan situasi dan kondisi belajar seseorang. Dan orang yang belajar itulah yang sesungguhnya yang akan berusaha untuk mencari sendiri sedangkan gurunya hanya akan menata situasi sedemikian rupa.
Dalam menata situasi mencakup beberapa hal, antara lain:
a.       Motivasi
b.      Arah minat dan perhatian
c.       Evaluasi hasil belajar

Prinsip-prinsip belajar diantaranya :
a.         Tujuan belajar harus diketahui anak
b.         Tujuan belajar perkalian dengan kehidupan anak
c.         Tujuan berharga bagi siswa
d.        Proses dan hasil belajar berpusat berhubungan dari acuan
e.         Dalam proses siswa terlibat dan mengalami
f.          Anak didik bereaksi suatu keseluruhan,jasmani dan rohani
g.         Siswa akan bereaksi apabila lingkungan mengandung arti baginya
h.         Dalam belajar,anak memerlukan bimbingan
i.           Yang diperoleh dari belajar adalah suatu kesatuan atau tidak terpotong-potong
j.           Harus ada tujuan sampingan selain tujuan utama.[3]

Teori Mengajar Klasik dan Modern
Tidak ada satu bukupun yang menjelaskan menganai teori mengajar PAI klasik dan modern, penulis hanya menemukan tentang teori pembelajaran klasik dan modern, itupun penulis temukan di internet yang sebenarnya tidak ada menyinggung tentang Pemikiran Islam sama sekali. Begitu juga yang ada di buku karya Dr. Zakiah Daradjat, dkk. Yang berjudul “Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam” dari judul buku ini, sudah tentu membahas mengenai pemikira-pemikiran Islam tentang pengajaran, tetapi ketika masuk ke dalam buku ini bukan pemikiran Islam yang banyak ditampilkan dalam buku ini melainkan pemikiran-pemikiran Yunani kuno dan paham kerahiban ketika berbicara mengenai teori mengajar PAI di masa klasik dan masa abad pertengahan.
Dengan ini pemakalah tidak berani mencatumkan apa-apa saja teori-teori mengajar PAI klasik dan modern menurut pemikiran Islam tetapi penulis berani menampilkan teori-teori mengajar PAI menurut barat. Yang mana dalam buku karya Zakiah Daradjat ini tidak mengkhususkan anatara klasik dan Modern melainkan; Pendidikan klasik, pengajaran pada permulaan dan abad pertengahan, dan pendidikan memasuki abad modern.[4]
1.      Pendidikan klasik
Di zaman Yunani kuno, setelah perang dengan Persia, mengarah kepada pendidikan individualisme yang keras. Paham ini dibawa kaum Sophist. Tetapi kemudian tuntutan akan kepentingan sosial bertambah kuat. Socrates, Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (386-322 SM) mempersiapkan basis pendidikan sosial dan moral.
Dalam mengajar Socrates mengemukakan metode dialektik dengan percakapan anatara guru dan siswa. Ia pun disebut suatu sistem induktif, sebab ia menuntut siswa berusaha merumuskan dan menjelaskan yang juga mengarahkan siswa kepada posisi yang dapat diterima.
Sedangkan Plato melanjutkan pandangan Socrates itu dengan menyebutkannya dengan kompetensi intelektual yang disebutnya filosof. Dan menurut Aristoteles rasional tingkat tertinggi dari kegiatan manusia.
Dengan demikian di zaman romawi kuno berbajukan utilitarianisme. Sumbangan mereka yang utama tentang pendidikan datang dari bentuk organisasi dan keefektifan.

2.      Pengajaran Pada Permulaan Dan Abad Pertengahan
Paham kerahiban, yang berlangsung pada permulaan abad pertengahan didasarkan atas 17 artikel. Kaidah Benedictus (480-543 M) sekolah kerahiban dilembagakan dalam suatu kurikulum yang tetap, terdiri dari tujuh seni liberal: Trivium (tata bahasa, retorika dan dialektika); dan Quadrivium (berhitung, ilmu ukur, ilmu bintang dan musik). Pada akhir abad ke 11 dan 12 skolatisisme (suatu doktrin tradisionalisme yang didasarkan atas logika dan metafisika Aristoteles) dan tulisan-tulisan teologi Kristen menjadi terkemuka. Metode deduktif analistis logis dipergunakan oleh pelaksana-pelaksana skolatisisme.
3.      Pendidikan Memasuki Abad Modern
Johan Amos Comenius (1592-1670) dan Wolfgang Ratke menganjurkan jalan pengajaran itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang majemuk, dari yang konkret kepada yang mujarad, benda dahulu, baru konstruksi: mengingat hanya untuk yang benar-benar berguna dan dipahami, bahasa daerah menjadi bahasa pengantar, pendidikan fisik untuk kesehatan, dan menggunakan metode ilmiah dalam pendidikan.[5]
Kesimpulan Dan Penutup

Dengan demikian, proses mengajar oleh seorang kepada orang lain, guna memberikan pengetahuan yang baru, tidak dapat terelakkan bagi perkembangan manusia. Dan dalam mengajar sebagai suatu proses kegiatan pembelajaran mempunyai beragam teori yang harus dipahami oleh seorang Mua’allim sehingga ketika sampai dilapangan dalam penyampaian ilmu kepada siswa tidak krogi.
Sampai disini makalah yang singkat ini mudah-mudahan bermanfaat bagi proses perkuliahan ini.


Penulis

Pekanbaru, 21 Juni 2014

Daftar Kepustakaan

http://wajahpengetahuan.blogspot.com/2013/10/teori-belajar-dan-teori-mengajar.html

Kadar M. Yususf, Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Quran Tentang Pendidikan, (Jakarta: AMZAH, 2013)

Yana Wardhana,  Teori Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Pribumi Mekar, 2010)

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011)



[1] Kadar M. Yususf, Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Quran Tentang Pendidikan, (Jakarta: AMZAH, 2013), h. 58
[2] Smith 1987 dikutip oleh Yana Wardhana,  Teori Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Pribumi Mekar, 2010), h. 16-17
[3] Diambil dalam situs http://wajahpengetahuan.blogspot.com/2013/10/teori-belajar-dan-teori-mengajar.html
[4] Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 14-16

[5] ibid

No comments:

Post a Comment