Makalah Inovasi Pendidikan, Model
Pembelajaran Di Indonesia, Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Inovasi
Pendidikan
Oleh: Herif De Rifhara
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat-NYA kepada kami sehingga makalah ini selesai tanpa ada halangan sesuatu
apapun.
Makalah ini dibuat sebagai wujud rasa peduli kami pada
dunia pendidikan dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan.”
Dalam proses pendalaman
materi Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan,
arahan dan saran. Untuk itu rasa terima kasih kami sampaikan kepada, Dosen
Pemimbing kita Drs. Ahmad Yusuf, M.A
Dan kepada
teman-teman yang tak mungkin bisa kami sebutkan satu persatu. Kami
mengucapkan terima kasih, telah memberikan sumbangan ide-idenya mengenai
Inovasi Pendidikan, sehingga karya ilmiah kami ini tersusun dari berbagai
sumber. Semoga Allah SWT membalas amal perbuatan kita semua dan mengampuni
dosa-dosa yang sudah kita perbuat. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik konstruktif dari semua pihak sangat kami
harapkan. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Pemakalah
PENDAHULUAN
Tidak bisa
diragukan lagi bahwasanya manusia tak akan terlepas dengan
mengeksplorasi segala sumber daya yang dimilikinya. Dengan cara mencurahkan
segala daya dan kemampuanya untuk selalu berinovasi, menemukan sesuatu yang
baru yang dapat membantu hidupnya menjadi lebih baik. Jika manusia tidak
menggali segala kemampuanya maka ia akan tertinggal bahkan tergerus zaman yang
terus berkembang.
Dalam dunia Pendidikan Inovasi adalah hal yang mutlak
dilakukan karena tanpa inovasi akan terjadi kemandekan pada dunia pendidikan
yang kemudian berimbas pada elemen-elemen kehidupan yang lain seperti: politik,
ekonomi, sosial dan lain-lain.
1. Pengertian Inovasi Pendidikan
Berbicara mengenai
inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar
baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan
sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan
benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan
discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi
adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian,
metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat). Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Inovasi Pendidikan adalah penemuan yang dapat
berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal
yang baru bagi dunia pendidkan. Contoh bidangnya adalah Managerial, Teknologi,
dan Kurikulum.
Inovasi yang
berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru
dalam melaksanakan metode yang ada, seperti dalam proses pembelajaran dapat
menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sementara itu Inovasi dalam
teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil
teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta
pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan
pendidikan.
2. Inovasi pendidikan dan
model pembelajaran di Indonesia
Inovasi Pendidikan
dan model pembelajaran di Indonesia meliputi
a. Top Down Inovation
b. bottom up
Inovation
c. Desentralisasi dan
Demokratisasi pendidikan
d. KTSP
e. Quantum learning
f. Contextual
Teaching and Learning /CTL
g. cooperative
learning f. Active learning g. PAKEM
3. Kendala-kendala Dalam Inovasi Pendidikan
Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha
inovasi pendidikan.
a. konflik dan
motivasi yang kurang sehat
b. lemahnya berbagai
faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang
dihasilkan
c. keuangan
(finacial) yang tidak terpenuhi
d. penolakan
dari sekelompok tertentu atas hasil
inovasi
e. kurang adanya
hubungan sosial dan publikasi (Subandiyah 1992:81).
4. Penolakan (Resistance)
Ada beberapa hal
mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat diterima oleh para pelaksanaan
inovasi di lapangan atau di sekolah sebagai berikut:
1. Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses perencanaan, penciptaan dan
bahkan pelaksanaan inovasi tersebut, sehingga ide baru atau inovasi tersebut
dianggap oleh guru. atau sekolah bukan miliknya, dan merupakan kepunyaan orang
lain yang tidak perlu dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan keinginan atau
kondisi sekolah mereka.
2. Guru ingin
mempertahankan sistem atau metode yang mereka lakukan saat sekarang,
karena sistem atau metode tersebut sudah mereka laksanakan
bertahun-tahun dan tidak ingin diubah. Disamping itu sistem yang mereka
miliki dianggap oleh merek memberikan rasa aman atau
kepuasan serta sudah baik sesuai dengan pikiran mereka. Hal senada diungkapkan
pula Day dkk (1987) dimana guru tetap mempertahankan sistem yang
ada.
3. Inovasi yang baru yang dibuat oleh orang lain terutama dari pusat (khususnya Depdiknas) belum sepenuhnya melihat
kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh guru dan siswa. Hal ini juga diungkapkan oleh Munro (1987:36) yang
mengatakan bahwa “mismatch between teacher's intention and practice is
important barrier to the success of the innovatory
program.”
4. Inovasi yang
diperkenalkan dan dilaksanakan yang berasal dari pusat merupakan kecenderungan
sebuah proyek dimana segala sesuatunya ditentukan oleh pencipta inovasi dari
pusat. Inovasi ini bisa terhenti kalau proyek itu selesai atau kalau
finasial dan keuangannya sudah tidak ada lagi. Dengan demikian pihak
sekolah
atau guru hanya
terpaksa melakukan perubahan sesuai dengan kehendak para inovator di pusat dan
tidak punya wewenang untuk merubahnya.
5. Kekuatan dan kekuasaan pusat yang sangat besar sehingga dapat menekan
sekolah atau guru melaksanakan keinginan pusat, yang belum tentu sesuai dengan
kemauan mereka dan situasi sekolah mereka.
5. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi
pendidikan
Untuk menghindari
penolakan seperti yang disebutkan di atas, faktor-faktor utama yang perlu
diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah
1. guru,
2. siswa,
3. kurikulum
4. fasilitas, dan
5. program/tujuan.
KESIMPULAN
Inovasi Pendidikan
sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus
melibatakan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator,
penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan
inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu atau dua faktor saja, tapi
juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.
Inovasi Pendidikan
dan model pembelajaran di Indonesia meliputi
a. Top Down Inovation
b. bottom up
Inovation
c. Desentralisasi dan
Demokratisasi pendidikan
d. KTSP
e. Quantum learning
f. Contextual
Teaching and Learning /CTL
g. cooperative
learning f. Active learning g. PAKEM
Pemakalah
DAFTAR PUSTAKA
Deporter, Bobbi. et.al. 2003. Quantum teaching.
Bandung: Kaifa.
Cece Wijaya, Djaja jajuri, A. Tabrani Rusyam.
1991. Upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Inovation. Dalam situs http://WWW.
Shafe.Tripod.com// Inov.htm. Dikunjungi 24 Maret 2010.
Inovasi Pendidikan. Dalam situs
http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan dan
http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan. htm.
Noor, Idris H.M. Sebuah tinjauan teoritis
tentang inovasi pendidikan di Indonesia. Dalam situs
ttp://WWW.pdk.go.id/balitbang/publikasi/Jurnal/no_026/sebuah_Tinjauan_teoritis_
Idris.htm.dikunjungi 25 Maret 2010.
Mahsunah. 2006. Implementasi pakem
(pembelajaran Aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) pada mata pelajaran PAI
di SDN BABAK SARI DUKUN GRESIK. Surabaya: IAIN Sunan Ampel (skripsi).
Segena, Unggul. Desentralisasi dan
Demokratisasi pendidikan di era otonomi daerah. Dalam situs
http://WWW.Sinarharapan.co.id/berita/0503/26/opi 02.htm.
Silberman, L. Melvin. 2006. Active learning.
Bandung: Nusamedia.
Soedibyo, moryati BRA. Komitmen bagi
desentralisasi pendidikan. Dalam situs http://WWW.Sinarharapan.co.id/berita/0503/26/opi
02.htm .
Sudjana, nana dan Ahmad Rivai. 2003. teknologi
pengajaran. Bandung: sinar baru Algensido.
No comments:
Post a Comment