Thursday, November 6, 2014

Makalah Inovasi Pendidikan, Model Pembelajaran Di Indonesia, Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Inovasi Pendidikan

Makalah Inovasi Pendidikan, Model Pembelajaran Di Indonesia, Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Inovasi Pendidikan
Oleh: Herif De Rifhara
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat-NYA kepada kami sehingga makalah ini selesai tanpa ada halangan sesuatu apapun.     


Makalah ini dibuat sebagai wujud rasa peduli kami pada dunia pendidikan dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas  mahasiswa  yang mengikuti mata kuliah “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.”

Dalam  proses pendalaman materi Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan dan saran. Untuk itu rasa terima kasih kami sampaikan kepada, Dosen Pemimbing kita Drs. Ahmad Yusuf, M.A

Dan kepada teman-teman  yang tak mungkin bisa kami sebutkan satu persatu. Kami mengucapkan terima kasih, telah memberikan sumbangan ide-idenya mengenai Inovasi Pendidikan, sehingga karya ilmiah kami ini tersusun dari berbagai sumber. Semoga Allah SWT membalas amal perbuatan kita semua dan mengampuni dosa-dosa yang sudah kita perbuat. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat. 
 Pemakalah
PENDAHULUAN

Tidak bisa diragukan lagi bahwasanya manusia tak akan  terlepas dengan mengeksplorasi segala sumber daya yang dimilikinya. Dengan cara mencurahkan segala daya dan kemampuanya untuk selalu berinovasi, menemukan sesuatu yang baru yang dapat membantu hidupnya menjadi lebih baik. Jika manusia tidak menggali segala kemampuanya maka ia akan tertinggal bahkan tergerus zaman yang terus berkembang.

Dalam dunia Pendidikan Inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan karena tanpa inovasi akan terjadi kemandekan pada dunia pendidikan yang kemudian berimbas pada elemen-elemen kehidupan yang lain seperti: politik, ekonomi, sosial dan lain-lain.   
  
1. Pengertian Inovasi Pendidikan

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi  dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam  kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan  yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Inovasi Pendidikan adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi dunia pendidkan. Contoh bidangnya adalah Managerial, Teknologi, dan Kurikulum.

Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada, seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Sementara itu Inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.

2. Inovasi  pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia

            Inovasi Pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia meliputi
a.         Top Down Inovation
b.         bottom up Inovation 
c.         Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan
d.         KTSP
e.         Quantum learning
f.          Contextual Teaching and Learning /CTL
g.         cooperative learning f. Active learning g. PAKEM

3. Kendala-kendala Dalam Inovasi Pendidikan
Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi  pendidikan.
a.         konflik dan motivasi yang kurang sehat
b.         lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan  
c.         keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi     
d.         penolakan dari  sekelompok tertentu atas hasil inovasi     
e.         kurang adanya hubungan sosial dan publikasi (Subandiyah 1992:81).
  
4. Penolakan (Resistance)
     Ada beberapa hal mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat diterima oleh para  pelaksanaan inovasi di lapangan atau di sekolah sebagai berikut:   
1.       Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses perencanaan, penciptaan dan bahkan pelaksanaan inovasi tersebut, sehingga ide baru atau inovasi tersebut dianggap oleh guru. atau sekolah bukan miliknya, dan merupakan kepunyaan orang lain yang tidak perlu dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi sekolah mereka.    

2.        Guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang mereka lakukan  saat sekarang, karena sistem atau metode tersebut sudah mereka  laksanakan bertahun-tahun dan tidak ingin diubah. Disamping itu  sistem yang mereka miliki dianggap oleh merek memberikan  rasa aman atau kepuasan serta sudah baik sesuai dengan pikiran mereka. Hal senada diungkapkan pula Day dkk (1987) dimana guru tetap mempertahankan sistem yang ada.             

3.      Inovasi yang baru yang dibuat oleh orang lain terutama dari pusat  (khususnya Depdiknas) belum sepenuhnya melihat kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh guru dan siswa. Hal ini juga diungkapkan oleh Munro (1987:36) yang mengatakan bahwa “mismatch between teacher's intention and practice is important barrier to the success of the innovatory program.”    

4.      Inovasi yang diperkenalkan dan dilaksanakan yang berasal dari pusat merupakan kecenderungan sebuah proyek dimana segala sesuatunya ditentukan oleh pencipta inovasi dari pusat. Inovasi  ini bisa terhenti kalau proyek itu selesai atau kalau finasial dan keuangannya sudah tidak ada lagi. Dengan demikian pihak sekolah 

atau guru hanya terpaksa melakukan perubahan sesuai dengan kehendak para inovator di pusat dan tidak punya wewenang untuk merubahnya.   

5.     Kekuatan dan kekuasaan pusat yang sangat besar sehingga dapat menekan sekolah atau guru melaksanakan keinginan pusat, yang belum tentu sesuai dengan kemauan mereka dan situasi sekolah mereka.



5. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi pendidikan

Untuk menghindari penolakan seperti yang disebutkan di atas, faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah

1.         guru,
2.         siswa,
3.         kurikulum
4.         fasilitas, dan
5.         program/tujuan.

KESIMPULAN
Inovasi Pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatakan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu atau dua faktor saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.


Inovasi Pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia meliputi

a.         Top Down Inovation
b.         bottom up Inovation 
c.         Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan
d.         KTSP
e.         Quantum learning
f.          Contextual Teaching and Learning /CTL
g.         cooperative learning f. Active learning g. PAKEM

Pemakalah

DAFTAR PUSTAKA
Deporter, Bobbi. et.al. 2003. Quantum teaching. Bandung: Kaifa.

Cece Wijaya, Djaja jajuri, A. Tabrani Rusyam. 1991. Upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Inovation. Dalam situs http://WWW. Shafe.Tripod.com// Inov.htm. Dikunjungi 24 Maret 2010.


Inovasi Pendidikan. Dalam situs http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan dan http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan. htm.

Noor, Idris H.M. Sebuah tinjauan teoritis tentang inovasi pendidikan di Indonesia. Dalam situs
ttp://WWW.pdk.go.id/balitbang/publikasi/Jurnal/no_026/sebuah_Tinjauan_teoritis_ Idris.htm.dikunjungi 25 Maret 2010.


Mahsunah. 2006. Implementasi pakem (pembelajaran Aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) pada mata pelajaran PAI di SDN BABAK SARI DUKUN GRESIK. Surabaya: IAIN Sunan Ampel (skripsi).


Segena, Unggul. Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan di era otonomi daerah. Dalam situs http://WWW.Sinarharapan.co.id/berita/0503/26/opi 02.htm.  

Silberman, L. Melvin. 2006. Active learning. Bandung: Nusamedia.


Soedibyo, moryati BRA. Komitmen bagi desentralisasi pendidikan. Dalam situs http://WWW.Sinarharapan.co.id/berita/0503/26/opi 02.htm .


Sudjana, nana dan Ahmad Rivai. 2003. teknologi pengajaran. Bandung: sinar baru Algensido.


No comments: