Makalah Teori Belajar-Mengajar, Teori Mengajar
Oleh: Herif De Rifhara
DAFTAR
ISI
Daftar
Isi..........................................................................................................
1
Kata
Pengantar.................................................................................................
2
Pendahuluan.....................................................................................................
3
Pembahasan......................................................................................................
3
Pengertian
Mengajar.............................................................................
3
Macam-Macam Teori
Mengajar.........................................................................................
4
1. Teori Mengajar Bruner .............................................................
4
2. Teori Mengajar Ausubel..................................................................
5
3. Teori Mengajar Gagne...............................................................
6
Teori Mengajar Klasik dan
Modern...................................................... 6
1. Pendidikan klasik...................................................................... 7
2. Pengajaran Pada Permulaan Dan Abad
Pertengahan............ 8
3. Pendidikan Memasuki Abad
Modern........................................ 8
Kesimpulan dan
Penutup..................................................................................
9
Daftar
Kepustakaan..........................................................................................
10
Kata
Pengantar
Segala puji bagi Allah Swt
yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Mengajarkan manusia dari
yang tidak diketahuinya menjadi tahu tentang sesuatu hal dengan kalam tersebut.
Selawat dan salam
ke atas junjungan Nabi besar kita
Muhammad Saw yang telah diutus oleh Allah Swt kepada seluruh alam.
Semoga selawat dan
salam juga tercurahkan ke atas keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau,
dan juga pengikut-pengikut beliau SAW, yang ada di akhir zaman.
Adapun selanjutnya dalam penulisan makalah ini membahas tentang Teori Mengajar PAI sebagai dosen pemimbing Dr. Tohirin, M.Pd
dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.
Penulis
Pekanbaru, 21
Juni 2014
PENDAHULUAN
Mengajar pada hakekatnya adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang secara sadar untuk merubah tingkah-laku atau
memberikan keterampilan baru kepada seseorang. Kegiatan mengajar dalam
kehidupan manusia tidak akan bisa dielakkan dalam proses perkembangan manusia.
Dan mengajar selalu dikaitkan dengan
belajar sehingga menjadi dua kata yaitu “Belajar dan Mengajar” yang disatukan
menjadi suatu istilah “Proses Pembelajaran”. Namun dalam makalah yang singkat
ini, hanya membahas mengenai teori mengajar.
PEMBAHASAN
Pengertian Mengajar
Kata “mengajar” mempunyai akar kata yang sama dengan belajar yaitu berasal
dari kata “ajar”. Secara harfiah kata “mengajar” diartikan kepada “memberikan
pelajaran”. Artinya, mengajar sebagai suatu pekerjaan melibatkan berbagai hal,
yaitu guru –sebagai pengajar –materi pelajaran, dan pelajar. Dalam pandangan
Alquran kata ini berasal dari ‘alima, yang telah mendapat tambahan satu huruf yang sejenis dengan ‘ain fi’il-nya yang
kemudian diganti dengan tasydid sehingga menjadi عَلَّمَ. Luis
Ma’luf mengartikan kata ‘Allama itu kepada “membuat orang mengetahui”. Maka ungkapan “’allama
al-ustaazu al-tullaab” dapat diartikan kepada ustaz membuat
mahasiswa itu mengetahui. Dengan demikian mengajar dapat diartikan kepada suatu
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang kepada suatu aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan seseorang yang dapat membuat orang lain mengetahui atau
menguasai suatu ilmu[1] atau menguasai suatu keterampilan yang baru.
Secara deskriptif diartikan sebagai suatu aktivitas dari proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari seseorang guru kepada siswa. Proses penyampaian
itu sering pula dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam hal ini,
istilah mentransfer diartikan sebagai proses menyebarluaskan. Untuk proses
mengajar, sebagai proses menyampaikan pengetahuan, akan lebih tepat bila
diartikan sebagai menanamkan ilmu pengetahuan.[2]
Beberapa teori mengajar yang dikemukakan
oleh beberapa ahli antara lain adalah:
Macam-Macam
Teori Mengajar
1. Teori
Mengajar Bruner
Bruner berpendapat bahwa mengajar
hendaknya:
a. Menguraikan pengalaman belajar yang perlu ditempuh
oleh siswa
b. Menguraikan cara organisasi batang tubuh ilmu
pengetahuan yang akan dipelajarinya.
c. Menguraikan secara sistematis pokok-pokok bahasan yang
akan diajarkan kepada siswa
d. Menguraikan pengaturan-pengaturan dalam proses belajar
mengajar yang dilaksanakan
Bagi Bruner, mengajar adalah penyajian
konsep-konsep dan masalah secara bertahap dalam bentuk yang mudah untuk
dipahami.
Bruner mengemukakan beberapa teknik
penyajian:
1. Simbolik berupa
penggunaan bahasa dalam penyajian ide objek dengan memperhatikan perkembangan
kejiwaan anak.
2. Ikonik berupa
penggunaan gambar dalam penyajian konsep terhadap siswa. Penyajian ini bersifat
abstrak.
3. Enaktif berupa kegiatan
kognitif dalam bentuk gerak psikomotor,artinya si pelajar dan guru langsung
mempraktekkan apa yang diajarkan.
Bila seorang siswa mengalami kesulitan
dalam menerima pelajaran secara simbolik atau dengan pemberian objek oleh guru
secara verbal, maka guru akan melanjutkan dengan penggunaan secara ikonik,akan
tetapi masih dalam bentuk abstrak. Dan kalau siswa masih belum mengerti tentang
apa yang dijelaskan, maka selanjutnya guru mengajak siswa untuk mempraktekkan
langsung atau siswa langsung diajak ke situasi sesungguhnya.
2. Teori Mengajar Ausubel
Dalam teori mengajar menurut Ausubel ini,sering juga disebutkan bahwa
mengajar adalah memberikan bahan verbal yang bermakna bagi siswa . inti
utama dalam mengajar adalah mengidentifikasi apa yang telah diketahui siswa dan
menerangkan apa yang perlu diketahuinya lebih lanjut serta bagaiman
menstrukturnya sehingga apa yang dipelajarinya tersebut mudah untuk di pahami
sebagai suatu kebulatan pengetahuan yang utuh.berhubungan dengan itu,maka
Ausubel mengemukakan konsep antara lain :
1. Bahan
Pengait
Berupa bahan atau materi pembelajaran lain
akan tetapi sangat berkaitan dengan materi yang akan atau sedang diajarkan.
Sehingga guru dituntut untuk tahu dan dapat mempelajari bahan-bahan lain yang
berkaitan dengan materi yang disaksikan. Seperti jika seorang guru menerangkan
tentang gerhana matahari total maka bahan pengaitannya adalah perdasaran
planet.
2. Belajar
Bermakna
Mempelajari bahan pelajaran dengan
berusaha menghayati makna logis dan makna psikologis dari materi yang
disajikan.
a. Makna
Logis yaitu makna yang terdapat dalam kamus atau dengan perkataan lain adalah
makna yang tidak terbantah kebenarannya.
b. Makna
Psikologis yaitu menurut persepsi seseorang terhadap apa yang
diterimanya,sehingga bisa saja makna psikologis ini akan berbeda masing-masing
orang.
Menurut
Ausubel, beberapa definisi mengajar:
a. Menanamkan
pengetahuan pada anak
b. Menyampaikan
kebudayaan pada anak
c. Mengatur
lingkungan-terjadi PBM
Gaya
Mengajar
· Guru harus memahami:
a. Mampu melaksanakan komunikasi dengan baik
b. Mampu mengintegrasi diri dengan bahan yang di ajarkan
c. Mengenal dengan baik murid-muridnya
d. Menguasai belajar dengan baik
· Gaya mengajar :
a. Cara berdiri di depan kelas
b. Cara bergerak dan berjalan
c. Gerakan tangan yang dilakukan
d. Pandangan mata
e. Mimik dan gerak muka
f. Suara
g. Sikap berdiri
h. Cara menulis
i. Cara bertanya
j. Cara menenangkan kelas
k. Cara memuji
3. Teori Mengajar Gagne
Menurut Gagne, mengajar sesungguhnya
adalah penataan situasi dan kondisi belajar seseorang. Dan orang yang belajar
itulah yang sesungguhnya yang akan berusaha untuk mencari sendiri sedangkan
gurunya hanya akan menata situasi sedemikian rupa.
Dalam
menata situasi mencakup beberapa hal, antara lain:
a. Motivasi
b. Arah minat dan perhatian
c. Evaluasi hasil belajar
Prinsip-prinsip belajar diantaranya :
a. Tujuan belajar harus diketahui anak
b. Tujuan belajar perkalian dengan kehidupan anak
c. Tujuan berharga bagi siswa
d. Proses dan hasil belajar berpusat berhubungan dari
acuan
e. Dalam proses siswa terlibat dan mengalami
f. Anak didik bereaksi suatu keseluruhan,jasmani dan
rohani
g. Siswa akan bereaksi apabila lingkungan mengandung arti
baginya
h. Dalam belajar,anak memerlukan bimbingan
i. Yang diperoleh dari belajar adalah suatu kesatuan atau
tidak terpotong-potong
Teori Mengajar Klasik dan Modern
Tidak ada satu bukupun yang menjelaskan
menganai teori mengajar PAI klasik dan modern, penulis hanya menemukan tentang
teori pembelajaran klasik dan modern, itupun penulis temukan di internet yang
sebenarnya tidak ada menyinggung tentang Pemikiran Islam sama sekali. Begitu
juga yang ada di buku karya Dr. Zakiah Daradjat, dkk. Yang berjudul “Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam” dari judul buku ini, sudah tentu membahas
mengenai pemikira-pemikiran Islam tentang pengajaran, tetapi ketika masuk ke
dalam buku ini bukan pemikiran Islam yang banyak ditampilkan dalam buku ini
melainkan pemikiran-pemikiran Yunani kuno dan paham kerahiban ketika berbicara
mengenai teori mengajar PAI di masa klasik dan masa abad pertengahan.
Dengan ini pemakalah tidak berani
mencatumkan apa-apa saja teori-teori mengajar PAI klasik dan modern menurut
pemikiran Islam tetapi penulis berani menampilkan teori-teori mengajar PAI
menurut barat. Yang mana dalam buku karya Zakiah Daradjat ini tidak
mengkhususkan anatara klasik dan Modern melainkan; Pendidikan klasik,
pengajaran pada permulaan dan abad pertengahan, dan pendidikan memasuki abad
modern.[4]
1. Pendidikan klasik
Di zaman Yunani kuno, setelah perang
dengan Persia, mengarah kepada pendidikan individualisme yang keras. Paham ini
dibawa kaum Sophist. Tetapi kemudian tuntutan akan kepentingan sosial bertambah
kuat. Socrates, Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (386-322 SM) mempersiapkan
basis pendidikan sosial dan moral.
Dalam mengajar Socrates mengemukakan
metode dialektik dengan percakapan anatara guru dan siswa. Ia pun disebut suatu
sistem induktif, sebab ia menuntut siswa berusaha merumuskan dan menjelaskan
yang juga mengarahkan siswa kepada posisi yang dapat diterima.
Sedangkan Plato melanjutkan pandangan
Socrates itu dengan menyebutkannya dengan kompetensi intelektual yang
disebutnya filosof. Dan menurut Aristoteles rasional tingkat tertinggi dari
kegiatan manusia.
Dengan demikian di zaman romawi kuno
berbajukan utilitarianisme. Sumbangan mereka yang utama tentang pendidikan
datang dari bentuk organisasi dan keefektifan.
2. Pengajaran Pada Permulaan Dan Abad Pertengahan
Paham kerahiban, yang berlangsung pada permulaan
abad pertengahan didasarkan atas 17 artikel. Kaidah Benedictus (480-543 M)
sekolah kerahiban dilembagakan dalam suatu kurikulum yang tetap, terdiri dari
tujuh seni liberal: Trivium (tata bahasa, retorika dan dialektika); dan Quadrivium (berhitung, ilmu ukur, ilmu bintang dan musik). Pada
akhir abad ke 11 dan 12 skolatisisme (suatu doktrin tradisionalisme yang
didasarkan atas logika dan metafisika Aristoteles) dan tulisan-tulisan teologi
Kristen menjadi terkemuka. Metode deduktif analistis logis dipergunakan oleh
pelaksana-pelaksana skolatisisme.
3. Pendidikan Memasuki Abad Modern
Johan Amos Comenius (1592-1670) dan
Wolfgang Ratke menganjurkan jalan pengajaran itu berlangsung dari yang
sederhana kepada yang majemuk, dari yang konkret kepada yang mujarad, benda
dahulu, baru konstruksi: mengingat hanya untuk yang benar-benar berguna dan
dipahami, bahasa daerah menjadi bahasa pengantar, pendidikan fisik untuk
kesehatan, dan menggunakan metode ilmiah dalam pendidikan.[5]
Kesimpulan
Dan Penutup
Dengan demikian, proses mengajar oleh
seorang kepada orang lain, guna memberikan pengetahuan yang baru, tidak dapat
terelakkan bagi perkembangan manusia. Dan dalam mengajar sebagai suatu proses
kegiatan pembelajaran mempunyai beragam teori yang harus dipahami oleh seorang
Mua’allim sehingga ketika sampai dilapangan dalam penyampaian ilmu kepada siswa
tidak krogi.
Sampai disini makalah yang singkat ini
mudah-mudahan bermanfaat bagi proses perkuliahan ini.
Penulis
Pekanbaru, 21
Juni 2014
Daftar
Kepustakaan
http://wajahpengetahuan.blogspot.com/2013/10/teori-belajar-dan-teori-mengajar.html
Kadar
M. Yususf, Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Quran Tentang Pendidikan, (Jakarta: AMZAH, 2013)
Yana
Wardhana, Teori Belajar dan Mengajar, (Bandung:
PT Pribumi Mekar, 2010)
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2011)
[1] Kadar M. Yususf, Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Quran Tentang Pendidikan, (Jakarta: AMZAH, 2013), h. 58
[2] Smith 1987 dikutip oleh Yana Wardhana, Teori Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT
Pribumi Mekar, 2010), h. 16-17
[3] Diambil dalam situs
http://wajahpengetahuan.blogspot.com/2013/10/teori-belajar-dan-teori-mengajar.html
No comments:
Post a Comment