Makalah Pengertian,
Penggolongan, Kelebihan Dan Kelemahan Tes Obyektif
Oleh: Herif De Rifhara
PENDAHULUAN
Dalam pertemuan yang lalu dalam mata
kuliah ini, kita telah mengetahui tentang pengertian Evaluasi Pembelajaran,
yaitu salah satunya menurut seorang tokoh yakni Davies yang dikutip oleh situs
ktiptk.blogspirit.com mengemukakan bahwa “evaluasi merupakan proses untuk
memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan,
unjuk kerja, proses, orang, maupun objek (Davies, 1981:3). Masih dalam kutipan situs yang sama yaitu menurut Wand
dan Brown, “evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu” (dalam Nurkancana, 1986:1).( ktiptk.blogspirit.com).
Dari pengertian yang dikemukakan ketiga tokoh di atas yaitu evaluasi
sebagai proses untuk menentukan nilai dari sesuatu, atau proses untuk
memberikan atau menetapkan nilai. Dari pengertian tersebut, evaluasi mempunyai
teknik-tenik dalam memberikan atau menentukan nilai dari sesuatu. Dan
teknik-teknik tersebut ialah berupa non tes, tes essay, dan tes obyektif, yang
tentunya berhubungan dengan pendidikan. Adapun teknik yang berupa non tes dan
tes essay sudah kita bahas dalam pertemuan-pertemuan yang lalu oleh
kelompok-kelompok yang lalu pula. Dan kami kelompok ke-6 akan membahas mengenai
teknik evaluasi pendidikan yang berupa tes obyektif dalam makalah ini.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes Obyektif
Tes obyektif (objective test) yang juga dikenal
dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), tes “ya-tidak” (yes-no test) dan tes model baru (new type test), adalah salah satu
jenis tes hasil belajar yang terdiri butir-butir soal (items) yang dapat dijawab
oleh testee dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items; atau
dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau
symbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk
masing-masing butir item yang bersangkutan. (Anas sudijono, 2007).
Menurut Hujair AH. Sanaky “Test ini lebih baru dari test
essay, tetapi test ini banyak digunakan dalam menilai hasil belajar
disekolah-sekolah. Hal ini disebabkan antara lain karena luasnya bahan
pelajaran yang dapat dicapai dalam test dan mudahnya menilai jawaban testee.
Test ini dikategori selalu menghasilkan nilai yang sama meskipun yang menilai
guru yang berbeda atau guru yang sama pada waktu yang berbeda. Test objektif
lebih dikategori pada speed tests.” (http://pdf.kq5.org).
B. Penggolongan Tes Obyektif
Sebagai salah satu
jenis tes hasil belajar, tes obyektif dapat dibedakan menjadi lima golongan,
yaitu:
1. Tru-false (benar-salah)
Menurut Hujair, Tru-false
adala pertanyaannya berupa kalimat-kalimat pertanyaan yang mengandung dua
kemungkinan benar-salah. Tentu siswa diminta untuk menentukan kaliman yang mana
yang dianggap benar dan salah. (Hujair AH. Sanaky, http://pdf.kq5.org).
Contoh tes ini ialah sebagai berikut:
Di
bawah ini ada sejumlah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban:
benar dan salah, yang kami ambil dari buku Anas sudijono. Anda diminta menentukan
pendapat mengenai pernyataan-pernyataan tersebut, benar ataukah salah. Jika
benar, lingkarilah huruf B pada lembar jawaban. Jika salah, lingkarilah huruf
S:
a.B-S: Ajaran Islam yang masuk
ke Indonesia adalah “Islam yang kalah”, yakni hanya aspek sufistiknya saja;
sementara aspek rasionalistiknya diambil oleh orang Barat.
b.B-S: Teologi Islam yang
berkembang di Indonesia lebih didominasi oleh teologi versi Asy’ariy.
Dampaknya, ummat Islam Indonesia tidak dinamis-kreatif. (Anas sudijono,
2007)
2. Matching-test (menjodohkan)
Menurut Anas sudijono, 2007 “tes obyektif bentuk matching sering dikenal
dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pasangan, tes menyesuaikan, tes
mncocokkan dan tes memperbandingkan. Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a.) Tes terdiri dari satu
seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
b.) Tugas testee
adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang telah tersedia, sehingga
sesuai atau cocok atau merupakan pasangan, atau merupakan “jodoh dari
pertanyaannya. (Anas sudijono, 2007).
Jadi test menjodohkan ini
terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama berisi kata-kata pertanyaan, di
mana kata-kata ini memiliki jodoh atau pasangan pada kelompok kedua. Tugas
testee [yang ditest] ialah menjodohkan masing-masing kata atau pertanyaan tersebut
dari kelompok satu dan kelompok kedua.
Contoh tes ini ialah sebagai berikut:
Dibawah ini terdapat dua
daftar, yaitu daftar I dan II. Tiap-tiap kata pada daftra I mempunyai pasangan
yang terdapat pada daftar II. Tulislah huruf abjad yang terdapat pada daftar II
di atas titik-titik yang terdapat pada daftar I.
Daftar
I Daftar II
1. ...B… Salat sunnah yang
dilaksanakan A. Istiqah’
pada tiap malam bulan
ramadhan B. Tarawih
2. ……. Salat sunnah yang dilakukan
se- C. Rawatib
waktu memasuki mesjid. D. Tahiyatul Mesjid
3. …… …………… dan seterusnya………………
3. Fill-in test [test isian]
Test testee diminta untuk
mengisi kalimat yang masih kosong. Kadang-kadang berupa cerita, bagian yang
penting dihilangkan. Testee diminta untuk mengisi bagian yang kosong
tersebut.(Hujair AH. Sanaky). Karena bagian yang kosong itu adalah kata-kata
penting dalam soal. Misalnya yang dikemukakan oleh Anas sudijono, 2007 dibawah ini:
Contoh tes ini ialah sebagai berikut:
Petunjuk titik-titik berikut
ini dengan jawaban yang tepat! Pengertian pendidikan Islam menurut Syekh Anwar
Jundi ialah…… (1); konsep pendidikan Islam tersebut di atas mengandung
pengertian bahwa pendidikan Islam itu berlangsung………(2), Syekh Anwar Jundi selanjutnya
merumuskan tujuan pendidikan Islam, yaitu…… (3), Sedangkan menurut Syekh Dr.
‘Athiyah al-Abrasyi, tujuan pendidikan Islam itu ialah……
Atau contoh yang dikemukakan
oleh Hujair AH. Sanaky di bawah ini
Pada tanggal …… republik
Indonesia menyatakan kemerdekaan.
4. Bentuk tes Completion
Tes obyektif bentuk Completion sering dikenal dengan istilah
tes melengkapi atau meyempurnakan, seperti contoh:
1. Aliran Jabariah terkenal dengan pahamnya…….
2. Lembaga keilmuan terkenal di masa kejayaan Khalifah
al-Ma’mun bernama……
3. Buku al-Syifa’ adalah merupakan ensiklopedi tentang…….
Dll.
5. Multiple choice item (pilihan ganda)
Test pilihan ganda, test ini
untuk setiap pertanyaan disediakan 3,4,5 alternatif jawaban. Untuk itu siswa
[testee] diminta memilih satu jawaban yang paling benar dari alternatif jawaban
tersebut. Misalnya: Pendiri Organisasi Muhammadiyah adalah : (a) KH. Ahmad
Dahlan, (b) KH. Muhammad Mansur, (c) KH. A. Azhar Basyir, (d) KH. AR.
Fachrudin.
C. Kelebihan dan Kelemahan Test Obyektif
Secara umum kelebihan dan
kelemahan test Obyektif ialah:
a. Kebaikan
1) Menilai bahan pelajaran scopnya luas
2) Jawaban bebas terpimpin
3) Dinilai secara objektif
4) Pemeriksaan mudah, dan cepat.
b. Kekurangan
1) Kurang memberi
kesempatan menyatakan gagasan
2) Testee mencoba-coba,
spikulasi
3) Memerlukan ketelitian,
waktu cukup lama
Secara khususnya ialah:
1.a. Kelebihan test Tru-false (benar-salah)
1. Pembuatannya mudah.
2. Dapat dipergunakan berulang kali.
3. Dapat mencakup bahan pelajaran yang luas.
4. Bagi testee, cara mengerjakannya mudah.
5. Bagi testee, cara mengoreksinya juga mudah.
1.b. Kelemahan tes Tru-false (benar-salah)
1. Tes obyektif bentuk true-false membuka peluang bagi
testee untuk berspekulasi dalam memberikan jawaban.
2. Sifatnya amat terbatas, dalam arti bahwa tes tersebut
hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali saja. Jadi sifatnya
hanya hafalan.
3. Pada umumnya tes obyektif jenis ini reliabilitasnya
rendah; kecuali apabila butir-butir soalnya dibuat dalam jumlah yang banyak
sekali.
4. Dapat terjadi bahwa butir-butir soal tes obyektif
jenis ini tidak dapat dijawab dengan dua kemungkinan saja, yaitu betul atau
salah.
2a. Kelebihan test Matching-test
(tes menjodohkan)
1. Pembuatannya mudah.
2. Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan obyektif.
3. Apabila tes jenis ini dibuat dengan baik, maka faktor
menebak praktis dapat dihilangkan.
4. tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai
hal;
misalnya:
· antara problem dan penyelesainnya.
· antara teori dan penemunya.
· antara sebab dan akibatnya.
· antara singkatan dan kata-kata lengkapnya.
· antara istilah dan defenisinya.
2b. Kelemahan test
Matching-test (tes menjodohkan)
1. Matching test cenderung lebih banyak mengungkapkan
aspek hafalan atau daya ingat saja.
2. Karena mudah disusun, maka tes jenis ini acapkali
dijadikan “pelarian” bagi pengajar, yaitu dipergunakan kalau pengajar tidak
sempat lagi untuk membuat tes bentuk lain.
3. Tanpa disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap
atau masuk hal-hal yang sebenarnya kurang perlu untuk diujikan.
3.a Kelebihan test Fill-in test
(Test isian)
1. Dengan menggunakan
tes obyektif bentuk fill in maka masalah yang diujikan tertuang secara
keseluruhan dalam konteksnya.
2. Butir-butir item
tes obyektif bentuk fill in, berguna sekali untuk mengungkapkan pengetahuan
testee secara bulat atau utuh mengenai suatu hal atau suatu bidang.
3. Cara penyusunan
itemnya mudah.
3.b Kelemahan test Fill-in test
(Test isian)
1. Tes obyektif
bentuk fill in ini cenderung lebih banyak mengungkapkan aspek pengetahuan atau
pengenalan saja.
2. Karena tes
tertuang dalam bentuk rangkaian cerita, maka tes obyektif bentuk fill in
umumnya banyak memakan tempat.
3. Tes obyektif bentuk
fill in sifatnya kurang komprehensif, sebab hanya dapat mengungkapkan sebagian
saja dari bahan yang seharusnya diteskan.
4. Terbuka peluang
bagi testee untuk bermain tebak terka.
4.a Kelebihan Bentuk tes Completion
1. Tes model ini
sangat mudah dalam penyusunannya.
2. Jika dibandingkan
dengan tes obyektif bentuk fill in, tes obyektif ini lebih menghemat tempat
(menghemat kertas).
3. Karena bahan yang
disajikan dalam tes ini cukup banyak dan beragam, maka persyaratan komprehensif
dapat dipenuhi oleh tes model ini.
4. Sehubungan dengan
yang disebutkan pada butir c) maka tes ini dapat digunakan untuk mengukur
berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap taraf pengenalan atau
hafalan saja.
4.b Kelemahan Bentuk tes Completion
1. Pada umumnya
tester lebih cenderung menggunakan tes model ini untuk mengungkap daya ingat
atau aspek hafalan saja.
2. Dapat terjadi bahwa
butir-butir item dari tes model ini kurang relevan untuk diujikan.
3. Karena
pembuatannya mudah, maka tester sering menjadi kurang berhati-hati dalam
menyusun kalimat-kalimat soalnya (butir-butir dibuat “asal jadi” saja).
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Tes obyektif
adalah salah satu tes untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami suatu pelajaran, untuk itu tes obyektif juga diperlukan dalam proses
belajar dan mengajar.
Demikianlah apa
yang kami buat ini semoga bermanfaat bagi kita ketika kita terjun di dunia
pendidikan. Dan mentransver ilmu kepada anak didik.
PEMAKALAH
DAFTAR KEPUSTAKAAN
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/evaluasi-pembelajaran.html
Sanaky, Hujair AH TEKNIK MENYUSUN
ALAT EVALUASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-ISLAM DAN BAHASA ARAB, dalam situs
http://pdf.kq5.org/TEKNIK-MENYUSUN-ALAT-EVALUASI-BELAJAR-MATA-PELAJARAN-AL-ISLAM-DAN-....html.
dikunjungi 28 september 2011
Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007
No comments:
Post a Comment